Minggu, 06 April 2008

Sumbar Diterjang Flu Burung

PADANG, MERUYAKNYA kasus flu burung di Provinsi Sumbar menyusul ditetapkan satu pasien positif flu burung, Alifa Qansa, 1 tahun 11 bulan, dan dua pasien suspect Etriani 29 tahun dan Afifah 2 tahun. membuat Gubernur Sumbar H Gamawan Fauzi menegur dan meralat pernyataan Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Sumbar Edwardi, pasalnya Kadisnak inisebelumnya, menyebutkan Sumbar bebas flu Burung.
"Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, 2007 memang iya, tapi sekarang awal 2008 saja sudah tiga pasien terkena virus itu dan 1000 ekor unggas di tiga daerah di musnahkan,"ucap Gamawan Fauzi kepada pers Sabtu siang.
Dibagian lain Gamawan Fauzi sendiri telah merespon cepat gejala yang tak baik ini di Sumbar. Dia menggelar rapat mendadak dengan seluruh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan se Sumbar Jumat kemarin di Padang. "Status Sumbar siaga flu burung,"ucapnya
Sementara itu, Anggota DPRD Sumbar Zulkenedi Said S.Sos menilai, merebaknya aklsus fl;u burung bagi Sumbar bukan hal baru, dia medesak instansi terkait seperti Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan untuk cepat tanggap mengantisipasi penyebarannya.
“Satu kasus muncul jangan dianggap biasa tapi harus segera bertindak. Pemusnahan ternak yang terinfeksi virus sudah tepat dilakukan. Kalau memang itu usaha yang mendukung ekokomi masyarakat, maka harus diberikan kompensasi ganti rugi yang layak,” ujarnya.
Menurut Zul, antisipasi flu burung menyerang manusia jangan terkendala karena dana. Dia menyatakan anggaran bisa disiasati seperti mengajukan pada perubahan APBD Sumbar 2008.
Sementara pasca Afifa Qansa positif flu burung, pihak RSUP M Djamil Padang masih menunggu hasil uji sampel darah dua pasien suspect lainnya yang dirawat di ruangan Isolasi Penyakit Dalam lantai III rumah sakit tersebut.
"Kami masih menunggu hasil detail pemeriksaan sampel darah dari depkes Jakarta,"ucap Kabid Pelayanan Medik dr Irayanti.
Irayanti juga menjelaskan p0erkembangan dua pasien supect Etriani dan Afifah, menurut dia, khusus Etriani kondisinya terus membaik dan hasil Rapid test awal pasien ini memang menunjjuukan gejala negatif flu burung. "Itu sebabnya Etriani tak di infus, cuma dirawat inap saja di ruangan tersebut, smabil menunggu kepastian uji sampelnya,"jelas Ira.
Untuk Afifa, Ira menerangkan terjadi penurunan suhu tubuh dari semula dirawat mencapai 39 derajat Celsius, sekarang turun menjadi 37 derajat Celsius. "Tapi dia masih menderita batuk namun tidak lagi diiringi sesak nafas. Sedangkan jumlah leukositnya juga kembali normal.Membaiknya kondisi pasien, dapat dilihat dari suhu tubuhnya, menderita batuk atau sesak nafas serta jumlah leukosit. Leukosit yang normal mencapai 900 hingga 1000 leukosit sedangkan kejang-kejang sebenarnya bukan merupakan gejala flu burung, namun hal tersebut dapat terjadi diakibatkan karena kondisi tubuh yang semakin lemah,” ujarnya.
Sedangkan pasien positif flu burung Alifah Qassa, Irayanti mengakui kondisinya cendrung membaik, namun berat badan pasien ini menurun drastis, ini diakibatkan saat awal pemeriksaan, Afifah sempat melakukan puasa. Sekalipun dinyatakan positif, Alifah masih terus menjalani pemeriksaan PCR (Polimerace Chain Reaction).
"Melihat kondisinya terus membaik, kemungkinan untuk sembuh dari penyakit ini tidak tertutup. Di perkirakan hasil pemeriksaan PCR akan keluar minggu depan,"jelasnya.(adrianpress)

Tidak ada komentar: