Kamis, 03 April 2008

500 Petani Keramba Danau Maninjau Terancam Gulung Tikar

PADANG,ULAH harga pakan ikan selama sebulan mengalami kenaikan sampai tiga kali, berakibat kepanikan sekitar 500 petani keramba ikan di di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar.

Pasalnya tak sebanding lagi cost produksi dengan hasil panen. 500 pelaku usaha keramba ikan pada daerah pinggir Danau Maninjau tersebut dihadang ancaman gulung tikar.
"Baa, kami ndak ka tapakiak, dalam sabulanko se tigo kali harago pakan ikan naik (gimana, kami tak menjerit, selama sebulan ini saja sudah tiga kali harga pakan ternak naik),"ujar St Makmur ditemui jurnal nasional di lokasi usahanya sekitar 130 kilomter dari Kota Padang, Kamis (3/4).
Harga pakan ternak normal dan telah biasa didapat petani selama ini per 50 kilogram sebesar Rp 240 ribu. Tapi awal April harga tersebut mencapai harga tertingi Rp 260 ribu per 50 kilogram.
Akibatnya menurut St Makmur, tak seimbang lagi antara modal yang dikeluarkan dengan hasil panen, soalnya harga ikan setelah dipanen tak ikut naik pasca kenaikan pakan ternak. "Haragonyo hanyo Rp 12.500 per kilogram, dan itu tetap meski harago pakan naik seperti kini ko (Harganya hanya Rp 12.500 per kilogram, tetap sekalipun harga pakan naik sepeti sekarang ini),"terangnya.
Belum lagi masa panen yang perlu waktu lama, padahal sebelumnya hanya butuh tiga bulan panen sekarang memkaan waktu
lima bulan. Kalau begini kondisinya mungkin banyak petani keramba yang bergelut dengan usaha ini gulung tikar dan berganti usaha lain.
St Makmur juga kecewa terhadap respon pemerintah Kabupaten Agam terhadap melonjaknya harga pakan ikan di pasaran. "Alun ado tindakan pamerintah lai doh, kayaknyo apak-apak kito di ateh, indak bisa berbuat banyak manjawek kenaikan harago iko (Belum ada tindakan nyata pemerintah, sepertinya bapak-bapak pejabat tersebut tak berdaya menahan kenaikan harga pakan ini),"ungkapnya dianggukan beberapa masyarakat [petani keramba lain di daerah tersebut.
Menurut, St Makmur, jika tetap bertahan dengan usaha keramba ikan ini, tentu harga jual mesti disesuaikan dengan harga produksi, kendalanya orang tak mau membeli. "Pantasnya harga ikan hasil panen sekarang ini Rp 13500 per kilogram untuk menyeimbangi harga pakan ikan dan lamanya waktu panen,"ungkap St Makmur geleng kepala seakan menjawab sendiri apa mungkin ada yang beli.
Tapi, St Makmur dan 500 petani keramba lain juga bimbang membuka usaha baru, persoalan klasik selalu menghadang mereka yaitu modal. Akhirnya St Makmur dan kawan-kawan berencana menyurati Menteri Perikanan dan Kelautan di Jakarta, untuk bisa membantu dan peduli terhadap kepedihan usahanya.
"Kalau tidak bisa ditanggulangi pemerintah daerah, apa boleh buat, mungkin, kami akan minta bantuan menteri untuk peduli terhadap kelangsungan usaha kami ini,"tutupnya. (
adrian tuswandi)

Tidak ada komentar: